Hari ini sangat cerah
,mungkin matahari juga ikut bersemangat mengantarku ke sekolah .Ini hari
pertama aku masuk sekolah dan duduk di kelas XII.Teman-teman sekelasku benar
benar berubah. Kami yang dulunya satu kelas di kelas XI tidak bisa lagi membuat
keributan dikelas XII karena benar-benar terpisah. Tapi justru di sinilah awal
mula TLD terbentuk, TLD singkatan dari “The Little Devils”. TLD terdiri dari 3
orang , aku (Mita), Riris, dan Nina. Nama itu di berikan oleh salah satu guru
kami. Persahabatan kami semakin lengkap dengan adanya Anak Tiri , Zubedh
(sahabat kami juga cy,,, tapi karena bergabung paling belakang jadi kami anggap
begitu).Persahabatan kami pun kian hari kian dekat, perbedaan sifat yang kami
miliki justru membuat kami merasa saling melengkapi. Riris yang moody-an, suka
ngaret tapi kreatifnya tiada tanding, Nina yang egois tingkat tinggi tapi
hatinya penuh kasih sayang terhadap sesama, Zubedh yang teledor tapi saaangat
sabat menghadapi aku yang keras kepala tapi supel .
Aku sangat senang dan bersyukur memiliki sahabat seperti mereka , yang selalu ada
saat suka duka, yang selalu mendukung satu sama lain dalam segala hal, yang
memberikan kasih sayang lebih dari saudaraku di rumah, pengertian akan apa yang
terjadi pada sahabatnya yang lain, sampai banyak yang iri dengan persahabatan
kami. Tapi meskipun sering jalan bersama, bercanda, belajar bukan berarti
perjalanan persahabatan kami mulus lhoo... Kami juga sama seperti yang lainnya
, sering salah paham , beda pendapat yang akhirnya ribut .Untungnya kami
menghargai persahabatan dan arti seorang sahabat. Sehingga persahabatan kami
bisa tetap berjalan utuh tanpa harus ada perpecahan.
*****
Sekarang adalah saat-saat keramat bagi siswa siswi kelas XII. Bagaimana tidak,
inilah saatnya penentuan bagi kami mau di bawa kemanakah masa depan kami nanti
. Ya ... UJIAN NASIONAL . Persiapan demi persiapan untuk kematangan pemahaman
pun telah kami tempuh baik mental hingga fisik. Tapi disaat-saat seperti ini
kami justru mendapat tugas tambahan dari guru kami untuk mengisi acara pensi
yang rutin di selenggarakan setiap tahun. Awalnya kami senang dan sangat
antusias dengan acara ini, karena kebetulan kami memang senang eksis di
sekolah. Tapi ditengah-tengah perjuangan itu ada beberapa siswa yang tidak di
izinkan mengisi acara tersebut oleh wali kelas mereka dengan alasan Ujian
Nasional. Sebelumnya aku pun berfikir takut belajarku terganggu karena latihan
drama musikal ini sementara ujian tinggal menghitung hari. Tapi Riris
menyadarkanku , tidak ada hubungannya antara latihan drama dan ujian asalkan
kita bisa mengatur waktu dengan tepat. Akhirnya TLD mencari pemeran-pemeran
baru , dan aku rasa adik kelas kami ini pasti bisa memerankan tokoh dengan
sukses. Kamipun berlatih dengan serius, meskipun TLD hanya sebagai peran
pembantu dan pengarah adegan, tapi kami tidak pernah bolos latihan .
Tapi .... lagi-lagi ada masalah yang bikin aku patah semangat dan putus asa.
Salah satu pemeran jarangggg sekali datang untuk latihan, padahal dia adalah
pemeran utama. Huhh,, latihannya mogok lagi , padahal waktunya tinggal 2 minggu
lagi. Itupun 1 minggu di pakai untuk ujian nasional jadi tidak mungkin diadakan
latihan. Rasa pesimisku semakin menebal, kata-kata bijak Riris sudah tidak bisa
menyusutkannya , omelan pedas Nina pun tidak bisa meleburkan perasaan putus asa
ini. Pikiranku bercabang antara drama pensi dan Ujian Nasional yang sudah di
ambang pintu penantian. Aku harap secepatnya akan ada jalan keluar dari
pemikiranku ini. Aku tak mau membuat guru-guru yang telah mendukung drama
musikal ini kecewa, juga tidak mau membuat teman-teman yang telah menanti
penampilan kami menjadi kesal karena drama itu di batalkan.
Akhirnya Riris memutuskan untuk menambah pemain baru dari kelas XI untuk
menggantikan kami. Sehingga kami tak perlu memikirkan drama dam memfokuskan
fikiran pada Ujian Nasional. Aku dan Nina juga setuju dengan usulan Riris. Aku
harap pemeran baru itu bisa menyesuaikan diri secara cepat dengan pemain yang
lainnya. TLD hanya bertugas memantau jalannya latihan agar mereka ga keluar
alur cerita yang sudah di siapkan.
Tapi setelah keputusan itu , justru ada yang aneh pada Nina. Ia jarang sekali
berkumpul dengan kami lagi. Nina lebih memilih berkumpul dan belajar bareng
Tyo, cowok yang katanya menaruh hati pada Nina. Padahal sebelumnya ia bilang
tak pernah minat untuk dekat dengan Tyo. Kalau ada masalah atau apapun Nina
juga ga pernah cerita lagi pada kami, ia justru mengalihkan smuanya pada orang
lain yang sebelumnya ia benci. Ada apa sebenarnya dengan Nina ?? Apa salah kami
sampai membuat Nina menjauhi TLD ?? Ia tidak pernah mau menjawab jujur apa
alasannya ia seperti itu, tiap kali ditanya kenapa dia berubah jawabannya pasti
selalu “ahh , itu perasaan kalian aja kali.”
Lama kelamaan aku gerah dengan sikap Nina yang kayak ini. Rasanya pengin banget
menyidang Nina agar dia jujur pada kami. Tapi menurut Riris, masalah ini di
selesaikan nanti aja setelah ujian, karena Ujian Nasional ini lebih penting.
Sekarang anggaplah kami tidak ada masalah.
*****
Ujian Nasional pun sudah lewat dan ternyata Nina mulai berubah seperti
sebelumnya. Aku senang persahabatan kami bisa hangat seperti dulu. Aku sepakat
dengan Riris dan Zubedh untuk melupakan masalah itu. Kami juga merancang
rencana untuk mengisi liburan panjang setelah ujian, sambil menunggu hasil
kelulusan. Nina punya ide yang aku rasa itu ide bagus , ia mengajak kami
berlibur ke kampung halaman ibunya di daerah pedalaman Cirebon. Rasanya tidak
sabar untuk segera menjelajahi daerah pedalaman itu. Pasti menyenangkan,
apalagi bisa merasakan udara segar yang sangat sulit aku dapatkan di Jakarta.
Kamipun sepakat untuk berangkat kesana satu minggu lagi. Tapi ... ada hal yang
menjadi masalah, ya .. apalagi kalu bukan “uang”. Darimana biaya yang akan kami
gunakan untuk perjalanan menyenangkan itu ?? Berfikir, berfikir, berfikir !!!
Mengamen, seru sih tapi
apa bisa ?? Belum panas , gangguan preman yang minta jatah, capek naik turun
dari bus satu ke bus lainnya.
Minta sama orang tua ??
Huhh,, kasian dong mereka belum lama ini kami sudah menguras uang mereka untuk
ujian dan teman-temannya. Pastinya tidak mungkin.
Yang lebih nggak mungkin
lagi kalau kami mengemis, dengan kata-kata ...
“Pak, Bu .. kasian
kami.Beri uang untuk jalan-jalan dan berlibur, tolong bantuannya untuk ke
Cirebon.”
Yang ada kami di
tertawakan atau malah di caci maki lalu di usir tanpa hormat.
Hhhmmm ... biarlah mereka
bertiga yang berfikir, aku sudah malas menyuruh otakku untuk berfikir. (efek
belajar mati-matian untuk Ujian Nasional, hehe ..)
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba , LIBURRR .... Aku mau menghabiskan
waktu seharian di rumah sambil bermalas-malasan. Tapi tiba-tiba handphone ku
berdering, ku lihat dilayar muncul kata-kata 1 message received. Aku bergegas
membacanya, ternyata dari Riris. Dia bilang kalau sudah menemukan cara
mendapatkan uang dengan halal. Dia meminta TLD untuk berkumpul dirumahnya jam 1
siang. (Huahh, itukan waktunya tidur siang). Tapi ga apa-apa deh , dari pada
liburanku di isi dengan hal-hal yang itu-itu saja dan tidak beguna lebih baik
aku menyetujuinya. Kulihat jam menunjukan pukul 11 siang, perjalanan dari
rumahku ke rumah Riris tidak sampai 20 menit jadi lebih baik aku tidur dulu.
Tapi diluar dugaan, aku kebablasan tidur. Untungnya aku mendengar suara adzan
Zuhur, aku pun segera berwudhu , shalat dan bersiap-siap ke rumah Riris.
Sesampainya disana aku lihat wajah ketiga sahabatku seperti mau menelanku
hidup-hidup. Aku cuma bisa nyengir kuda dan untuk menutupi kesalahanku, cepat-cepat
aku mengeluarkan es kelapa muda rasa durian kesukaan kami maksudnya agar mereka
nggak melemparkan bogem mentah ke wajahku , hehe ...
Setelah menghabiskan satu
gelas penuh es kelapa, aku sudah tidak sabar buat dengar apa sih ide Riris itu.
Tapi Riris tidak menjawab dengan kata-kata, dia cuma menyodorkan plastik yang
berisi jarum, benang, gunting, lem kain, dacron, kain flanel, dan beberapa
design lucu. Aku rasa aku mengerti apa yang dimaksud Riris, membuat kreasi
flanel untuk di jual dan kemudian mendapatkan uang dehh. Aku langsung bergerak
mengambil keripik yang sedang Nina makan, menarik remote yang sedari tadi
membuat Zubedh fokus pada layar TV di depannya. Hanya dengan sedikit senyuman
dan lirikan mata kearah plastik-plastik di depanku mereka mengerti apa
maksudku. Dengan sergap mereka mengambil peralatan yang di sediakan Riris.
Hari sudah semakin sore, kreasi yang kami buat memang cukup banyak. Tapi belum
cukup untuk berangkat ke Cirebon. Aku rasa masih harus membuat banyak kreasi
lagi, tapi tak mungkin saat ini juga karena waktu tak mendukung. Kami sepakat
untuk membawa peralatan itu ke rumah dan di kerjakan masing-masing dan setelah
3 hari semuanya harus sudah dikumpul. Kami harap dalam 3 hari itu, kami bisa
membuat banyak agar uangnya bisa lebih.(Terlalu banyak berharap).
Setelah 3 hari kami berkumpul kembali dirumah Riris untuk mengumpulkan hasil
kerja kami. Hasilnya ... cukup deh sepertinya. Skarang waktunya menjual, baik
secara langsung maupun online di facebook Thelittle_d@yahoo.com untuk
mempromosikan hasil karya kami berempat. Dalam waktu 2 hari kami sudah bisa
mengumpulkan keuntungan yang bisa dibilang lumayanlah. Tapi hanya bisa
membiayai perjalanan ke Cirebon untuk 2 orang.Lalu bagaimana dengan yang 2
orang lagi ?? Sementara waktu yang kami pumya tinggal sedikit lagi. Kami mulai
memutar otak lagi, tapi .. aku yakin yang berputar hanya otak Riris. Sementara
otakku, Nina dan Zubedh ...... ya, berfikir juga.(hehe ... Jangan di bahas
untuk yang satu ini). Tanpa di duga, Nina yang biasanya hanya diam dan
menyetujui apapun ide itu tiba-tiba mengeluarkan idenya sendiri, entah ia dapat
dari mana. Ia menyarankan untuk menjual kreasinya secara berkeliling
kesekolah-sekolah. Hhmm ... aku rasa sahabatku cy egois tingkat tinggi ini ada benarnya
juga, tak ada salahnya kami coba.
Hari itu juga sekitar pukul 10.00 kami berkeliling kesekolah terdekat. Sedang
asik dan semangat jualan tiba-tiba Zubedh menarik tanganku untuk berjalan di
belakang bersamanya. Ia bilang ,ia kurang yakin dengan ide ini. Perasaannya
bilang ini bukan ide yang bagus, aku hanya mengiyakan dan fikiranku melayang
memikirkan kata-katanya. Aku mulai yakin dan mendukung perasaannya itu. Tapi
ini ide pertama Nina, kita harus memotivasinya agar dia tidak takut untuk mengeluarkan
pendapat di kemudian hari. Aku tidak tahu mengapa aku ikut ragu dengan ide Nina
ini, melihat perjuangan Nina yang begitu semangat aku jadi malu. Sepertinya aku
bukan sahabat yang mendukung saran sahabatnya sendiri.
Tapi kekhawatiran aku dan Zubedh benar, sampai jam 6 sore saja hanya 3 pc yang
terjual. Itupun barang-barang dengan harga yang relatif murah. Sudah pasti
tidak cukup untuk ongkos berangkat ke Cirebon. Hari semakin malam, kasihan Nina
dan Riris yang dari tadi semangat sekali menjual aksesoris itu. Mereka
kelihatan sangat capek, maka aku putuskan untuk menunda aksi jual menjual itu.
*****
Seharusnya hari ini kami berempat sudah berangkat ke Cirebon, mungkin saat ini
kami sedang bernarsis-narsis ria diperjalanan, tapi itu semua harus pupus
karena masalah biaya. Tapi tenanggg .... kami akan tetap merayakan kelulusan
setelah pengumuman besok.(Yakin banget sihh bakal lulus, hehe ...). Tapi
kepeleset jauh, Ancol. Ya, besok setelah pengumuman kelulusan itu kami akan
berangkat ke Pantai Ancol. Kami sudah merencanakan kegiatan yang tidak kalah
seru kok di sana. Rasanya sudah tidak sabar menanti besok. Aduh,, padahalkan
belum tentu lulus, bagaimana kalu ternyata tulisan di dalam amplop nanti “
TIDAK LULUS”?? Aduh amit-amit dehh. Jantungku jadi berdebar kencang kalau ingat
itu.
Huahh ... tidur semalam jadi tidak nyenyak karena memikirkan kelulusan ini.
Hari ini aku akan tahu awal mula masa depanku terbentuk. Aku bergegas berangkat
kesekolah, ingin cepat-cepat sampai di sekolah dan tahu apa hasil ujian itu.
Aihh ,, betapa kecewanya aku melihat pengumuman di papan pengumuman depan
sekolah. Eittss ... bukan karena aku nggak lulus ya ... Dipapan itu ditulis :
“HASIL UJIAN DI UMUMKAN
PUKUL 11:00 WIB”
Padahal sebelumnya diinfokan kalu pengumuman kelulusan akan diberi tahu jam 8
pagi. Tapi ternyata sekolah punya hobby seperti Riris juga ya, suka ngaret.
Hehe ....
Yasudahlah, lebih baik
aku menunggu di kantin sambil makan karena memang aku belum sarapan.Lagipula
sekarang ketiga sahabatku juga belum kelihatan ada di sekitar sekolah .
Wahh, tanpa diduga
ternyata Nina dan Zubedh sudah berkumpul di kantin, rajinnya mereka sudah
datang lebih awal dari aku. Sedangkan Riris .... tak perlu ditanya dehh. Hehe
...
Akhirnya , jam 11 juga. Kami pun langsung menuju lapangan untuk berkumpul, tapi
yang ada di sana hanya Bapak KepSek. Dan lagi- lagi pengumuman di undur menjadi
jam 2 siang. Huhh ... payah deh sekolah ini ngaret terus. Riris sih
tenang-tenang saja karena dia baru datang, sedangkan aku , Nina dan
Zubedh sudah sangat kesal karena lama menunggu . Ya apa boleh buat , menurut
sajalah . Ehh, tapi itu berarti acara merayakan kelulusan hari ini harus gagal
lagi ?? Haduh, lagi-lagi batal deh.Yasudahlah , besok aja kami berangkat dari
pagi sampai malam kalau bisa, hitung-hitung untuk meluapkan kekesalan kami.
Untuk menunggu sampai jam 2, kami putuskan untuk beristirahat dirumah Nina aja
karena rumahnya dekat dengan sekolah. Saking capeknya menunggu di sekolah tadi
habis menyantap makanan yang disediakan ibunya Nina kami pun langsung tertidur
dengan lelap.
“Kringgg... Kringg... Kringg... “ Walah, alarm hp Nina serasa memecah
gendang telingaku. Tapi percuma alarm itu berbunyi di jam 14.40 , waduh
.... telat deh . Dengan kecepatan 80 km per jam kami berlari menuju sekolah
(lari apa naik motor cy sebenarnya? Ah, terserahlah hehe ...).Sampai disekolah
teman-teman yang lain sudah berbaris di lapangan, guru-guru kami yang terbilang
killer dan disiplin tingkat tinggi juga sudah di depan mereka semua .
Haduh , rasanya jantung
mau copot karena 2 hal. Pertama karena guru killer itu sudah melihat sinis
kearah kami, kedua karena hasil ujian. Untunglah ada bunda (wali kelas kami)
yang langsung mempersilahkan kami duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri. .
Jantung semakin kencang
berdebar, seperti saat-saat perang akan segera di mulai dan detik-detik nyawa
sudah di ambang pintu. Rasanya sudah tidak karuan perasaan ku ini. Sebelum
membagikan hasil ujian itu Bapak KepSek memberikan arahan agar jika terjadi
hal-hal yang tidak di inginkan , kita harus bersikap sabar. Tidak lama pak
Kepsek ceramah akhirnya Bunda keluar dari ruangannya membawa beberapa tumpuk
amplop , aku yakin itu adalah hasil ujian kami . Tapi sekolah ini memang senang
membuat orang menunggu lama, ternyata Pak Kepsek meminta kami untuk masuk ruang
kelas masing-masing dan nanti hasil ujian akan di bagikan di kelas . Ugghh ...
menyebalkan , kami harus naik ke lantai 3 lagi. Seperti setrika saja dari tadi
pagi kami belum juga dapat hasilnya . Semoga saja tidak di suruh balik turun
lagi deh , bisa cacat kaki ku ini.
Tapi sepertinya tidak deh, wajah Bunda udah serius banget dan sepertinya sudah
siap untuk membagi hasil ujian ditangannya itu . Tanganku sudah gemetar melihat
amplop-amplop itu, ayolahh bunda ... cepattt bagikan ! Hhhmm ... mata bunda
kenapa seperti habis nangis ya ??
Dengan suara sangat
lembut tak seperti biasanya bunda mulai bicara , ternyata ada 4 orang anak yang
tidak lulus di kelasku. OMG ... apa aku termasuk salah satunya ??
Saat itu juga terbayang
wajah mamaku mengangis karena aku tidak lulus, terbayang kekecewaan bapakku
karena pengorbanannya selama ini mencari uang tidak ada hasil yang membanggakan
dari aku. Aku lihat ketiga sahabatku menangis, mungkin mereka juga punya pemikiran
yang sama denganku. Aku juga ga kuasa membendung air mataku, menangislah aku
sejadi-jadinya.
Bunda juga ikut menangis
memandangku, apa bunda sudah tau kalau aku salah satu dari anak-anak yang akan
dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional itu ??
Bunda mulai membagikan
amplop kelulusan itu, melihat sahabat-sahabatku tersenyum dengan kelulusan
mereka aku jadi iri. Kenapa namaku belum juga disebut ? Apa benar yang aku
pikirkan ? Apa benar aku harus buat orang tuaku kecewa ? Ya Allah , aku takut.
Tapi untunglah panggilan
bunda cepat menyadarkan aku dari negative thinking ini, aku bergegas mengambil
amplop hasil Ujian Nasional itu dari tangan bunda. Tanpa ragu aku langsung
merobek amplop itu, huhh ...... betapa leganya hati ini melihat kata “LULUS” di
lembaran itu .
Aku segera menelpon
mamaku di rumah agar mama ikut langsung merasakan kebahagiaan ini karena ini
semua memang untuk mama ku tercinta. Ahh,, ternyata bunda berbohong . Ia cuma
mau menakut-nakuti kami, faktanya kami semua lulus dengan nilai yang ...
lumayan lahh .Aku melirik ke arah sahabat-sahabatku, tanpa aku tanya mereka
sudah tau maksudku dan mengiyakan rencana besok.
Aku pulang dengan hati senaaangg sekali seperti habis di tembak cowok yang aku
suka atau mungkin lebih dari itu. Ingin segera melihat wajah mamaku yang
gembira karena kelulusanku . Maklumlah, aku anak pertama yang lahir dari rahim
mama yang merasakan kelulusan. Sampai dirumah, mama sudah menungguku di ruang
tamu, mama langsung menarik tanganku dan mengambil amplop yang ku pegang. Baru
ini aku melihat mama seneng banget , dan lebih seneng lagi karena itu semua
berkat aku , hehe ... Bukan hanya itu, mama juga sudah masak kentang balado
kesukaanku, beli es kelapa duren kesukaanku, kue cucur kesukaanku , ahh
pokoknya semua serba kesukaanku deh . Enaknya kalau tiap hari seperti ini, hehe
...
*****
Pagi-pagi sekali aku udah bangun menyiapkan keperluan untuk have fun bareng
sahabat-sahabatku. Yaa ... meskipun cuma ke pantai Ancol tapi rencana kami
disana cukup membuat kami repot dengan harus membawa semua buku-buku pelajaran
yang kami pelajari saat mengikuti Pendalaman Materi (PM), buku-buku itu lumayan
tebal lagi.
Tepat jam 09:00 aku
berangkat menuju halte busway Pinang Ranti, kendaraan pemerintah yang sangat
terjangkau. Wahh, tak pernah aku bayangkan ternyata yang sampai duluan justru
si Ms.Ngaret , Riris. Semangat banget sahabatku yang satu ini. Hehe ...
baguslah ada perubahan.
Tidak lama nunggu
akhirnya Nina dan Zubedh datang juga, seperti biasa Nina yang di antar ojek
pribadinya dan Zubedh dengan mobil angkot tercintanya.
Di dalam bus aku dan TLD tidak bisa menyembunyikan kegembiraan ini alhasil
tidak bisa juga mengunci mulut kami, intinya kami membuat keributan di dalam
bus. Tapi siapa sih yang berani melarang kami ? Justru satu bus dan petugasnya
pun ikut nimbrung , haha ... tidak tahan dengan lelucon kami. Tapi tiba-tiba
seorang bapak gemuk nan seram menghampiri kami dan marah-marah tak jelas
gitulah. Serentak kami mengunci mulut dan berpandangan dengan wajah melongo mirip
sapi ompong, Aku tak kuat menahan tawa melihat wajah Zubedh yang sangat culun.
Sahabat-sahabatku pun ikut tertawa berpandangan dan tak menghiraukan si Bapak
yang sedang ngomel-ngomel itu. Parahnya kami juga tak minta maaf pada si Bapak,
mungkin karena merasa tak di hargai oleh kami si Bapak langsung turun dari bus
di halte berikutnya.
Waduhh ... kurang ajar
kami ini, hehe ... tapi lucu sih.
Akhirnya sampai juga di tempat tujuan kami, tidak sabar untuk cepat-cepat
melempar buku-buku yang kami bawa ke tengah pantai. Ya, jadi rencana kami itu
melempar buku kami ke tengah pantai, memang sih pasti tidak boleh tapi ..
bandel sedikit tak apalah . Hehe . ..
Di tepi pantai para
pengemudi perahu sudah berbaris sambil rebutan menawarkan jasa perahunya, tanpa
direncanakan kami memilih si Abang perahu yang masih muda, maklum gejolak
kawula muda . Hhmm ... ombaknya lumayan juga membuat perahu dan isinya
bergoyang lembut. Tapi kasihan juga melihat Riris yang teriak histeris karena
ketakutan, ditambah Zubedh yang mulai mengganggu dan menakut-nakutinya. Aku dan
Nina hanya tertawa geli melihat tingkah mereka. Tepat di perbatasan bolehnya
perahu berlayar yang kata si Abang sih itu sangat dalam, kami langsung melempar
buku-buku yang kami bawa tapi masih kami sisakan buku paling tebal di antara
buku-buku lainnya untuk membuat api unggun di tepi pantai jika malam tiba.
Rasanya beban dipundak kami hilang dan terangkat karena tidak akan lagi bertemu
dengan rumus dan soal seruwet itu. Karena aku juga tidak kepikiran untuk melanjutkan
kuliah tahun ini karena orang tuaku bilang mereka belum sanggup membiayainya,
jadi aku mau kuliah dengan uangku sendiri hasil kerja kerasku sendiri.
Sahabat-sahabatku juga begitu, aku senang melihat mereka tertawa lepas seperti
sekarang, apa nanti aku bisa ngerasain hal seperti ini lagi dengan mereka ??
Atau ini adalah kebersamaan kami yang terakhir ? Semoga tidak deh, karena aku
dan TLD akan meneruskan usaha kecil-kecilan kami yang dulu pernah kami rintis,
jangan sampai usaha itu harus bangkrut. Meskipun nantinya kami akan bekerja di
tempat berbeda, aku sudah keterima bekerja di sebuah swalayan, besok Riris
sudah mulai bekerja di sebuah perusahaan swasta, Zubedh juga sudah di booking
oleh sebuah pabrik elektronik terkemuka, dan Nina sedang menunggu panggilan di
perusahaan tempat pamannya bekerja. Mungkin kami akan jaranggg sekali bertemu
dan mengurus usaha kami. Huhh .. jadi sedih kalau ingat-ingat hal-hal seperti
begini. Rasanya aku dan mereka sudah menyatu, bahkan lebih dari saudara.
Sedang asik-asiknya memandang wajah-wajah sahabatku tidak terasa sudah sampai
di tepi pantai, aku segera turun dari perahu, melepas sepatuku dan berlari ke
bibir pantai. Kami tertawa lepas seperti burung yang baru bisa terbang, ingin
mencoba terbang kesana kemari. Sampai tak terasa matahari sudah mulai ngumpet
di balik pantai, kami juga tidak mau kalah . Kami bersiap membuat api unggun
dari buku PM yang kami bawa, sayang sihh dibeli mahal malah dibakar begitu
saja. Tapi tidak apa-apa deh , yang penting happy .... Belum habis buku-buku
itu terbakar ehh sudah ada petugas pantai yang menegur kami, mumpung si petugas
masih jauh lebih baik kami kaaabbbuuurrr ...... Haha lagi-lagi membuat orang
lain kesel. Parahh !!
Karena terlalu kencang
berlari, rasanya kakiku ingin copot dari persendian. Untunglah ada sebuah rumah
makan yang kelihatannya terjangkau dengan kantong kami. Tanpa ragu kami masuk
kedalam rumah makan itu, tanpa menunggu si pelayan menyuguhkan list menu kami
langsung memesan apa saja yang ada di fikiran kami, sepertinya perutku juga
setuju dengan makanan yang kami pesan.
Sepertinya aku tidak
pesan banyak deh, tapi kenapa lama sekali ya, mereka tidak tau apa kalau kami
tuh kelaparan. Ahh, untunglah mereka seperti mendengar rintihan perut kami. Dua
orang pelayan membawa banyak piring kearah meja kami, rasanya sudah tidak sabar
ingin mencicipi masakan yang katanya paling enak disepanjang jalan ini. Hhhmmm
... Yummy !! Tanpa banyak bicara kami langsung menyerbu makanan itu layaknya
anak-anak jalanan yang sudah tidak makan berhari-hari.
Seenak apapun makanan itu, tapi tetap saja tidak bisa membuat lambungku makan
lebih banyak dari biasanya, lagi-lagi aku harus menyisakan makanan itu. Untung
ada Riris yang setia menghabiskan makananku. Biarlah sahabatku yang satu ini
jadi bertambah gembul, hehe ...
Aduh, kebiasaan manusia
yang habis makan, kenyang, ngantuk. Ckckckck .... Aku menyuruh ketiga sahabatku
untuk cepat menghabiskan makanannya. Dengan gaya ala pejabat-pejabat negara aku
memetikan jari tanda memanggil salah seorang pelayan dan meminta dia untuk
membawakan bill kami. Alamakkk .... ngeri kali aku liat bill itu. Sepertinya
aku dan ketiga sahabatku tidak makan terlalu banyak deh, kok sampai semahal ini
ya ??
Katanya ini rumah makan
yang murah tapi apa ?? Haduhh .... bisa-bisa jalan kaki kami pulang dari sini.
Tapi malu dong kalau kami bilang “aduhh mas, kami ngga punya uang” apalagi
pelayan ini tampan. Akhirnya semua uang yang ada di kantong pun harus keluar
dengan terpaksa, dari pada malu dan disuruh cuci piring di rumah makan ini. Tak
apalah, asal ini dengan sahabat-sahabatku semua tetap terasa menyenangkan.
Apalagi ini saat terakhir kami berkumpul, paling tidak setelah kelulusan.
Lumayan capek hari ini, kami pulang dengan wajah kusut semerawut. Tidak layak
disebut orang yang baru pulang liburan deh pokoknya. Bermodalkan uang pas-pasan
kami harus sampai dirumah dengan selamat. Untungnya ada sopir yang setia
menjemput kami dengan bus besar miliknya,, BUSWAY. Kendaraan ini memang
tergolong mewah dengan AC dan kenyamanannya, pokoknya tidak akan nyesel deh
kalau naik kendaraan umum yang satu ini. Alamakk ... kenapa jadi promo busway,
aku kan mau cerita bagaimana serunya aku dan TLD.
Aku harap cita-citaku
untuk menjadi seorang penulis bisa tercapai kedepannya, Nina yang ingin jadi
model juga bisa tercapai, Riris yang terobsesi dengan usahanya akan berhasil
dan Zubedh dengan hobbynya yang berubah-ubah juga bisa tercapai dan sukses
kedepannya. Amin.
Akhirnya sampai juga di rumah, sudah kangen sama kasur empuk di kamarku.
Tapi mama memaksaku untuk mandi dulu, huhh ... turuti sajalah itu juga kan
untuk kesehatan. Habis mandi perutku terasa dangdutan lagi, padahal belum lama
aku makan di rumah makan super mahal itu. Melihat hidangan di meja makan aku
jadi ngiler, makan dulu dehh ... sayang kan kalau besok makanannya basi. Hehe
... alasan ! Sudah kenyang baru aku tidur . zzzzzzZZZZZZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar